Selasa, 01 Juli 2008

makalah elkomm

Artikel Elektronika Telekomunikasi pada Sistem Telepon

MAKALAH




Disusun oleh :

NAMA : ARIS EKY OMELTA

NIM : 2030008

JURUSAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI

AKADEMI TEKNIK TELEKOMUNIKASI SANDHY PUTRA

JAKARTA

2008

Kata Pengantar

Dari sekian banyak macam teknologi yang dikembangkan manusia, yang paling menonjol dan mempengaruhi kehidupan manusia adalah perkembangan yang dicapai dalam bidang telekomunikasi. Bidang ini hampir menguasai semua aspek segi kehidupan seperti penyaluran informasi dalam bentuk suara (telepon), tulisan (telegrap), gambar (faximilile), gambar dan suara (televisi), data (komputer), dll.

Dengan semakin lajunya pertumbuhan bidang telekomunikasi tersebut, suatu hal tidak dapat ditahan adalah muncul dan berkembang istilah – istilah tentang telekomunikasi, yang kadang – kadang cukup membingungkan bagi yang berkepentingan. Hampir setiap ada istilah yang dimasyarakatkan baik melalui bacaan (surat kabar, majalah, buku -buku), maupun melalui ucapan – ucapan (radio dan televisi) dan media – media lainnya.

Dengan begitu saya berharap semoga dengan dibuatnya makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca suatu saat nanti. Kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca saya harapkan untuk kesempurnaan makalah ini. Dengan demikian, bila terdapat kesalahan uraian dalam makalah ini maka hal tersebut berasal dari penyusun sendiri dan bila benar maka kebenaran itu adalah milik kita semua.

Jakarta, 1 Juli 2008

Aris Eky Omelta

DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................................ i

Daftar Isi...........................................................................................................................ii

Sistem Telepon..................................................................................................................1

1.1 Pendahuluan ............................................................................................................................1

1.2 Jenis Jenis Nada Telepon ........................................................................................................1

a. Dialing Tone (Nada Pilih) .....................................................................................................2

b. Dial (Rotary Dial,Push Button Dial) ......................................................................................2

c. Ringing Back Tone (Nada Panggil Balik) .............................................................................3

d. Busy Tone (Nada Sibuk) ......................................................................................................3

e. Reorder Tone (Nada Gangguan) …………………………………………………………………3

f. Ringing Tone (Nada dering) ……………………………………………………………………….3

g. Call Waiting (Nada Tunggu) ………………………………………………………………………3

1.3 Perangkat Telepon……………………………………………………………………………….……4

1.4 Subcriber Line Interface……………………………………………………………………….. …….6

SISTEM TELEPON

1.1 Pendahuluan

Telepon secara konvensional adalah untuk komunikasi suara, namun demikian telah banyak telepon yang difungsikan untuk komunikasi data. Pembahasan berikut ini akan ditekankan pada penggunaan telepon sebagai komunikasi suara. Pada dasarnya pesawat telepon terdiri dari alat pengirim suara (mikropon) dan alat penerima suara (speaker). Pesawat ini dihubungkan dengan sentral telepon menggunakan sepasang kabel tembaga yang dikenal sebagai saluran 2 kawat. Untuk mengaktifkannya, pesawat telepon dicatu tegangan oleh sentral telepon. Tegangan telepon dicatu dari sentral sebesar 48V. Tegangan ini dipilih agar cukup untuk mencatu pesawat telepon sampai beberapa kilometer, sehingga rugi-rugi tegangan pada saluran 2 kawat tidak mempengaruhi kerja pesawat telepon.

Selain itu tegangan ini cukup aman bagi manusia ( tegangan di bawah 50V tergolong aman). Tegangan 48V juga mudah dihasilkan dari baterai (4x12V) yang digunakan sebagai catu daya back up di sentral. Di beberapa tempat tegangan yang digunakan bervariasi dalam range 36V sampai 60V. Sedangkan pada perangkat PABX ada yang menggunakan tegangan 24 Volt Dari sentral telepon, tegangan melalui berkisar 2000 sampai 4000 ohm (tidak termasuk tahanan pesawat telepon). Tahanan minimal pesawat telepon pada kondisi on hook (tidak aktif) adalah 30.000 Ohm, sedangkan pada kondisi off hook (aktif) minimal 200 Ohm.

Sedangkan arus yang mengalir pada saat off hook berkisar 20-50 mA. Sinyal suara dari pesawat telepon dibatasi antara frekuensi 400 Hz sampai 3400 Hz. Pembatasan frekuensi rendah disebabkan adanya penggunaan komponen transformator dan kapasitor dalam rangkaian, juga menghindari harmonisa frekuensi tegangan listrik 60 Hz. Sedangkan pembatasan frekuensi tingginya atas pertimbangan pada sisi transmisinya.

1.2 Jenis - Jenis Nada Telepon

Agar pesawat telepon dan sentral dapat berhubungan, diperlukan pensinyalan (signalling). Pensinyalan antara sentral dengan pesawat telepon meliputi dialling tone, dial, ringing back tone, busy tone, reorder tone, ringing tone dan call waiting.

a. Dialing Tone (Nada Pilih)

Dialing Tone adalah nada yang dikirimkan oleh sentral ke pesawat telepon sebagai tanda jaringan tersedia dan siap untuk digunakan. Nada ini dikirimkan pada saat pemakai telepon mengangkat handset telepon (telepon tidak dalam keadaan berdering). Nada ini adalah nada kontinyu dengan frekuensi 350 Hz dan 440 Hz atau 600 Hz dan 120 Hz, dengan besar -13 dBmO.

b. Dial (Rotary Dial, Push Button Dial)

Ketika pemakai telepon menekan nomor tertentu, pesawat telepon tersebut mengirimkan nomor dial ke sentral. Nomor dial yang dikirimkan oleh pesawat telepon dapat berbentuk pulsa-pulsa (Rotary Dial System) maupun pasangan nada berfrekuensi tertentu (Push Button Dial). Pada Rotary Dial System, nomor-nomor pada pesawat telepon berupa piringan berputar atau rangkaian lojik yang menghasilkan pulsa-pulsa. Lebar setiap pulsa adalah 10 millidetik. Pada Push Button System, nomor-nomor pada pesawat berupa switch lembut yang mudah ditekan. Pesawat akan menghasilkan sinyal sinyal dengan dua frekuensi yang berbeda. Sistem ini disebut juga Two Tone Dialling atau Dual Tone Multi Frequency (DTMF). Seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 1.1. Alokasi frekuensinya ditetapkan oleh CCITT berdasarkan rekomendasi No.Q 23.

Gambar 1.1 Push Button Dial (DTMF)

Dari gambar di atas, setiap nomor terdiri dari 2 pasang frekuensi (low band dan high band), contohnya jika menekan angka 1 akan menghasilkan nada 697 Hz dan 1209Hz.

c. Ringing Back Tone (Nada Panggil Balik)

Nada ini dikirimkan oleh sentral ke pesawat telepon pemanggil, jika nomor pelanggan yang dipanggil telah berdering. Nada akan berhenti jika pelanggan mengangkat pesawat teleponnya. Nada ini berfrekuensi 440 dan 480 Hz sebesar -19 dBmO, dengan kondisi 2 detik hidup (ON) dan 4 detik mati (OFF).

d. Busy Tone (Nada Sibuk)

Busy Tone akan dikirimkan sentral ke pesawat telepon pemanggil jika saluran yang tersedia sibuk ataupun pesawat pelanggan yang dituju sedang sibuk. Nada akan berhenti jika pesawat telepon pemanggil diletakkan kembali. Frekuensi yang digunakan 480 Hz dan 620 Hz dengan besar -24 dBmO. Nada terputus putus pada selang waktu 0,5 detik.

e. Reorder Tone (Nada Gangguan)

Nada ini akan dikirimkan sentral telepon ke pesawat telepon pelanggan jika terjadi gangguan, seperti putus, hubungan singkat dan sebagainya. Nada gangguan berupa nada kontinyu yang berfrekuensi 480 dan 620 Hz dengan selang interupsi 0,5 detik.

f. Ringing Tone (Nada dering)

Ringing tone dikirimkan sentral ke pesawat telepon pelanggan yang dipanggil. Sinyal ini mengaktifkan bel pada pesawat telepon. Sinyal berfrekuensi antara 20 sampai 40 Hz dengan tegangan antara 40V sampai 150V.

g. Call Waiting (Nada Tunggu)

Call waiting menandakan adanya interupsi atau panggilan lain saat telepon sedang off hook. Nada ini berfrekuensi 440 Hz sebesar -13 dBmO,. dengan durasi 0,3 detik dan berselang setiap 10 detik. Berikut ini gambar perbandingan level sinyal pada sistem telepon.

Gambar 1.2 Level Sinyal Telepon

1.3 Perangkat Telepon

Pada dasarnya pesawat telepon standar merniliki bagian-bagian antara lain:

- Network block, terdiri dari rangkaian yang memisahkan antara input dari mikropon dan'output ke speaker serta rangkaian antiside tone.

- Standar dial, yaitu papan dial yang digunakan untuk memilih alamat tujuan yang akan dihubungi. Papan dial ini terdiri dari jenis push button maupun rotary dial.

- Ringer, terdiri atas ranghaian bel yang akan berbunyi saat telepon dihubangi.

- Handset, yaitu tempat meletakkan komponen mikropon dan speaker.

- Hook switch, switch yang berfungsi untuk mengaktifkan telepon. Hook switch berhubungan dengan peletakan handset.

Kelima bagian pesawat telpon di atas ditunjukkan pada Gambar 1.3.

Gambar 1.3 Komponen Pesawat Telepon

Mikropon sebagai alat input sinyal suara dan speaker sebagai alat output untuk mendengar suara lawan bicara diletakkan pada handset telepon. Kemudian keduanya dihubungkan ke network block. Network block terdiri dari rangkaian anti sidetone dan rangkaian induksi (duplex coil). Rangkaian antiside tone berfungsi sebagai peredam agar suara pembicara tidak terdengar lebih besar dari suara lawan bicara. Sedangkan rangkaian induksi digunakan untuk mencegah tegangan DC 48V masuk ke mikropon dan speaker serta sebagai konversi duplex. Ringer dan rangkaian dial dihubungkan secara paralel ke line telepon. Hook switch diletakkan agar dapat mendeteksi saat kondisi on hook maupun off hook. Gambar 1.4 menunjukkan rangkaian network blok telepon sederhana yang disusun dari komponen pasif.

Rangkaian ringer serta rangkaian dial tidak ditunjukkan pada gambar.

Gambar 1.4 Contoh Network Blok Telepon Sederhana

Handset, ringer, dial dan hook switch dihubungkan ke network blok dengan menggunakan kabel. Handset dihubungkan ke titik A dan B (speaker) serta ke titik B dan C (mic). Ringer diliubungkan seri dengan sebuah koil dan capasitor dan dihubungkan paralel dengan line (titik D dan E). Push button dial dihubuugkan ke D dan E. Hook Switch dihubuugkan dengan beberapa cara, dapat diletakkan antara L1 dan D, atau antara L2 dan E, dapat menggunakan single atau doubel switch. VRl dan VR2 adalah resistor variabel yang ditrim untuk menyesuaikan volume suara (incoming dan outgoing). Pesawat telepon modern telah menggunakan IC sebagai pengganti pemakaian trafo, selain itu dapat ditambahkan fitur-fitur seperti display, CLIP, lamp indicator, memory dan lain lain.

Contoh pesawat telepon yang menggunakan IC TEA7092 ditunjukkan oleh Gambar 1.5. IC TEA7092 diproduksi oleh SGS-Thomson Microelectronis adalah IC telepon yang dikontrol oleh microcontroller. Selain memberikan fungsi standar telepon, IC ini dilengkapi kemampuan mengadopsi fitur-fitur lain.

Gambar 1.5 Contoh Rangkaian Telepon Menggunakan IC

1.4 Subcriber Line Interface (SLI)

Seperti yang telah dijelaskan pada bagian 1.1, bahwa telepon dicatu tegangan dari sentral telepon. Tugas pencatuan ini dilakukan oleh interface pelanggan yang disebut sebagai Subcriber Line Interface. Pada sentral, modulnya disebut sebagai Subcriber Line Interface Card (SLIC), seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 1.6.

Gambar 1.6 Blok Rangkaian SLIC

Sinyal yang berasal dari pesawat telepon akan diterima sentral melalui SLIC. Sinyal dua arah ini kemudian akan dipisahkan oleh SLIC menjadi sinyal kirim dan terima yang kemudian akan diproses oleh perangkat PCM. Dari perangkat PCM sinyal diproses lebih lanjut ke switching sistem. Perangkat PCM dan switching akan dibicarakan pada bab lebih lanjut. Pada Subcriber Line Interface Card (SLIC) terdapat beberapa proses yang disebut sebagai BORSCHT. BORSCHT singkatan dari Battery feed, Overvoltage protection, Ringing, Supervision, Coding, Hybrid dan Test.

Battery feed memberikan tegangan sebesar 48 V ke jalur telepon. Hal yang paling penting adalah mengusahakan agar komponen harmonisa dari sumber tegangan tidak masuk ke jalur telepon, caranya adalah dengan menambahkan induktor. Gambar 1.7 berikut ini adalah rangkaian yang disederhanakan dari battery feed sentral.

Gambar 1.7 Rangkaian Sederhana Battery Feed Sentral

Overvoltage protection berguna untuk melindungi perangkat sentral dari tegangan lebih, petir misalnya. Proteksi yang dilakukan SLIC terdiri dari primary protection dan secondary protection. Primary protection menggunakan device MOV (Metal Oxide Varistor) atau menggunakan gas tube protector dan ditanahkan ke bumi, sedangkan secondary protection menggunakan rangkaian internal dan ditanahkan ke chasis. Proteksi ini menahan overvoltage sekitar 500 - 1000 Volt.

Gambar 1.8 Rangkaian Sederhana Overvoltage Protection Sentral

Ringing dan supervision digunakan untuk pensinyalan antara sentral dengan pesawat telepon, juga menyediakan kanal pengontrolan dari switching. Coding menangani pembentukan sinyal PCM dan berinteraksi dengan perangkat PCM. Rangkaian yang utama untuk mengkonversikan jalur 2 kawat menjadi 4 kawat adalah hibrid. Konversi 2 kawat menjadi 4 kawat dilakukan untuk memisahkan antara sinyal kirim dan sinyal terima. Hal ini sangat penting dan berkaitan dengan sistem transmisi dan switching digital. Trafo banyak digunakan sebagai pembentuk rangkaian hibrid. Rangkaian hibrid yang baik memiliki sekitar 3,5dB dan memiliki isolasi antara sinyal kirim dan terima sekitar 30dB. Berikut ini contoh rangkaian hibrid yang sederhana.

Gambar 1.9 Rangkaian Sederhana Hibrid

Sinyal kirim dan terima dalam 2 kawat di sisi kiri yang berasal dari pesawat telepon dipisahkan dengan menggunakan tranfo. Polaritas gulungan yang berbeda menyebabkan sinyal kirim dan terima dapat dipisahkan. Impedansi ZB adalah impedansi balans, yang besarnya sama dengan inpedansi input saluran kirim dan terima. Salah satu contoh IC yang digunakan sebagai SLIC adalah IC HC-5502X/4X. IC ini dikemas dalam kemasan isolasi dielektrik 200 V, sehingga sangat baik untuk proteksi overvoltage.

Gambar 1.10 Contoh Rangkaian SLIC Menggunakan IC

Rangkaian SLIC disusun dalam bentuk modul dengan kapasitas tipikal 8 line (8 pelanggan). Contoh modul SLIC kapasitas 8 line ditunjukkan Gambar 1.11.

Gambar 1.11 Contoh Modul SLIC Kapasitas 8 Line

Pengenalan Vacuum Tube

MAKALAH




Disusun oleh :

NAMA : AFRIZAL

NIM : 2030007

JURUSAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI

AKADEMI TEKNIK TELEKOMUNIKASI SANDHY PUTRA

JAKARTA

2008

Kata Pengantar

Dari sekian banyak macam teknologi yang dikembangkan manusia, yang paling menonjol dan mempengaruhi kehidupan manusia adalah perkembangan yang dicapai dalam bidang telekomunikasi. Bidang ini hampir menguasai semua aspek segi kehidupan seperti penyaluran informasi dalam bentuk suara (telepon), tulisan (telegrap), gambar (faximilile), gambar dan suara (televisi), data (komputer), dll.

Dengan semakin lajunya pertumbuhan bidang telekomunikasi tersebut, suatu hal tidak dapat ditahan adalah muncul dan berkembang istilah – istilah tentang telekomunikasi, yang kadang – kadang cukup membingungkan bagi yang berkepentingan. Hampir setiap ada istilah yang dimasyarakatkan baik melalui bacaan (surat kabar, majalah, buku -buku), maupun melalui ucapan – ucapan (radio dan televisi) dan media – media lainnya.

Dengan begitu saya berharap semoga dengan dibuatnya makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca suatu saat nanti. Kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca saya harapkan untuk kesempurnaan makalah ini. Dengan demikian, bila terdapat kesalahan uraian dalam makalah ini maka hal tersebut berasal dari penyusun sendiri dan bila benar maka kebenaran itu adalah milik kita semua.

Jakarta, 1 Juli 2008

Afrizal

Pengenalan Vacuum Tube

Pada bagian ini penulis bermaksud mengajak para rekan rekan tube mania untuk ngobrol mengenai prinsip kerja dari Tabung.

1. Emisi Electron

Membahas mengenai cara kerja tabung tak akan bisa lepas dari Proses Emisi Electron karena sesungguhnya cara kerja tabung yang paling mendasar ialah proses emisi elektron dan pengendaliannya. Emisi elektron ialah proses pelepasan elektron dari permukaan suatu substansi atau material yang disebabkan karena electron elektron tersebut mendapat energi dari luar. Dalam realita yang ada proses emisi electron cenderung terjadi pada logam dibandingkan pada bahan lainnya, hal ini disebabkan karena logam banyak memiliki elektron bebas yang selalu bergerak setiap saat. Banyaknya elektron bebas pada logam disebabkan karena daya tarik ini atom logam terhadap elektron, terutama pada elektron yang terletak pada kulit terluar dari atom logam (elektron valensi) tidak terlalu kuat dibandingkan yang terjadi pada bahan lainnya.

Akan tetapi walaupun daya tarik tesebut tidak terlalu kuat, masihlah cukup untuk menahan elektron agar tidak sampai lepas dari atom logam. Agar supaya elektron pada logam bisa melompat keluar melalui permukaan logam, sehingga terjadi proses emisi elektron, maka diperlukanlah sejumlah energi untuk mengatasi daya tarik inti atom terhadap elektron. Besarnya energi yang diperlukan oleh sebuah elektron untuk mengatasi daya tarik inti atom sehingga bisa melompat keluar dari permukaan logam, didefinisikan sebagai Fungsi Kerja (Work Function).Fungsi kerja biasanya dinyatakan dalam satuan eV (electron volt), besarnya fungsi kerja adalah berbeda untuk setiap logam. Proses penerimaan energi luar oleh elektron agar bisa beremisi dapat terjadi dengan beberapa cara, dan jenis proses penerimaan energi inilah yang membedakan proses emisi elektron yaitu :

1. Emisi Thermionic (Thermionic emission)

2. Emisi medan listrik (Field emission)

3. Emisi Sekunder (Secondary emission)

4. Emisi Fotolistrik (Photovoltaic emission)

2. Emisi Thermionic

Pada emisi jenis ini, energi luar yang masuk ke bahan ialah dalam bentuk energi panas. Oleh elektron energi panas ini diubah menjadi energi kinetik. Semakin besar panas yang diterima oleh bahan maka akan semakin besar pula kenaikan energi kinetik yang terjadi pada elektron, dengan semakin besarnya kenaikan energi kinetik dari elektron maka gerakan elektron menjadi semakin cepat dan semakin tidak menentu. Pada situasi inilah akan terdapat elektron yang pada ahirnya terlepas keluar melalui permukaan bahan. Pada proses emisi thermionic dan juga pada proses emisi lainnya, bahan yang digunakan sebagai asal ataupun sumber elektron disebut sebagai "emiter" atau lebih sering disebut "katoda" (cathode), sedangkan bahan yang menerima elektron disebut sebagai anoda. Dalam konteks tabung hampa (vacuum tube) anoda lebih sering disebut sebagai "plate". Dalam proses emisi thermionik dikenal dua macam jenis katoda yaitu :

a) Katoda panas langsung (Direct Heated Cathode, disingkat DHC)

b) Katoda panas tak langsung (Indirect Heated Cathode, disingkat IHC)

Pada Figure 2 dapat dilihat struktur yang disederhanakan dan juga simbol dari DHC, pada katoda jenis ini katoda selain sebagai sumber elektron juga dialiri oleh arus heater (pemanas). Struktur yang disederhanakan dan juga simbol dari IHC dapat dilihat pada Figure 3. Katoda jenis ini tidak dialiri langsung oleh arus heater, panas yang dibutuhkan untuk memanasi katoda dihasilkan oleh heater element (elemen pemanas) dan panas ini dialirkan secara konduksi dari heater elemen ke

katoda dengan perantaraan insulasi listrik, yaitu bahan yang baik dalam menghantarkan panas tetapi tidak mengalirkan arus listrik.

Pada proses emisi thermionik bahan yang akan digunakan sebagai katoda harus memiliki sifat sifat yang memadai untuk berperan dalam proses yaitu :

· Memiliki fungsi kerja yang rendah, dengan fungsi kerja yang rendah maka energi yang dibutuhkan untuk menarik elektron menjadi lebih kecil sehingga proses emisi lebih mudah terjadi.

· Memiliki titik lebur (melting point) yang tinggi. Pada proses emisi thermionic katoda harus dipanaskan padasuhu yang cukup tinggiuntuk memungkinkan terjadinya lompatan elektron, dan suhu ini bisa mencapaai 1500 derajat celcius.

· Memiliki ketahanan mekanik (mechanical strenght) yang tinggi Pada saat terjadinya emisi maka terjadi pula lompatan ion positif dari plate menuju ke katoda. Lompatan ion positif tersebut oleh katoda akan dirasakan sebagai benturan, sehingga agar supaya katoda tidak mengalami deformasi maka bahan dari katoda harus memiliki mechanical strenght yang tinggi.

Pada aplikasi yang sesungguhnya ada tiga jenis material yang digunakan untuk membuat katoda yaitu :

1. Tungsten

Material ini adalah material yang pertama kali digunakan orang untuk membuat katode. Tungsten memiliki dua kelebihan untuk digunakan sebagai katoda yaitu memiliki ketahanan mekanik dan juga titik lebur yang tinggi (sekitar 3400 derajat Celcius), sehingga tungsten banyak digunakan untuk aplikasi khas yaitu tabung X Ray yang bekerja pada tegangan sekitar 5000V dan temperature tinggi. Akan tetapi untuk aplikasi yang umum terutama untuk aplikasi Tabung Audio dimana tegangan kerja dan temperature tidak terlalu tinggi maka tungsten bukan material

yang ideal, hal ini disebabkan karena tungsten memiliki fungsi kerja yang tinggi( 4,52 eV) dan juga temperature kerja optimal yang cukup tinggi (sekitar 2200 derajat celcius)

2. Thoriated Tungsten

Material ini ialah campuran antara tungsten dan thorium. Thorium adalah material yang secara individual memiliki fungsi kerja 3,4 eV, campuran antara thorium dan tungsten memiliki fungsi kerja 2,63eV, yaitu suatu nilai fungsi kerja yang lebih rendah dibandingan dengan fungsi kerja tungsten ataupun thorium dalam keadaan tidak dicampur. Selain itu hasil pencampuran kedua logam tersebut memiliki temperature kerja optimal yang lebih rendah daripada tungsten yaitu 1700 derajat celcius hal ini berarti besarnya energi yang dibutuhkan untuk pemanasan pada aplikasi pemakaian logam campuran ini juga lebih rendah.

3. Katoda berlapis oksida (Oxide-Coated Cathode)

Katoda tipe ini terbuat dari lempengan nickel yang dilapis dengan barium dan oksida strontium. Sebagai hasil dari pelapisan tersebut maka dihasilkanlah katoda yang memiliki fungsi kerja yang dan emperature kerja optimal rendah yaitu sekitar 750

derajat celsius. Katoda jenis ini umumnya digunakan untuk aplikasi yang menggunakan tegangan tidak lebih dari 1000 V.

2. Emisi Medan Listrik (Field Emission)

Pada emisi jenis ini yang menjadi penyebab lepasnya elektron dari bahan ialah adanya gaya tarik medan listrik luar yang diberikan pada bahan. Pada katoda yang digunakan pada proses emisi ini dikenakan medan listrik yang cukup besar sehingga tarikan yang terjadi dari medan listrik pada elektron menyebabkan elektron memiliki energi yang cukup untuk lompat keluar dari permukaan katoda. Emisi medan listrik adalah salah satu emisi utama yang terjadi pada vacuum tube selain emisi thermionic.

3. Emisi Sekunder ( Secondary emission)

Pada emisi sekunder ini energi yang menjadi penyebab lepasnya elektron dating dalam bentuk energi mekanik yaitu energi yang diberikan dalam proses tumbukan antara elektron luar yang dating dengan elektron yang ada pada katoda. Pada proses tumbukan terjadi pemindahan sebagian energi kinetik dari elektron yang datang ke elektron yang ada pada katoda sehingga elektron yang ada pada katoda tersebut terpental keluar dari permukaan katoda. Pada kenyataannya proses emisi sekunder tidak dapat berlangsung sukses dengan sendirinya untuk melepaskan elektron dari permukaan akan tetapi proses emisi ini masih membutuhkan dukungan dari emisi jenis lainnya secara bersamaan yaitu emisi medan listrik. Dukungan proses emisi medan listrik dibutuhkan pada proses emisi sekunder, karena walaupun elektron sudah terpental keluar dari permukaan katoda akan tetapi energi yang dimiliki oleh elektron ini seringkali tidak cukup untuk menjangkau anoda sehingga dibutuhkanlah dukungan energi dari proses emisi medan listrik.

4. Emisi Fotolistrik (Photo Electric Emission)

Pada emisi fotolistrik energi diberikan ke elektron pada katoda melalui foton yaitu paket paket energi cahaya, yang oleh elektron kemudian diubah menjadi energi mekanik sehingga elektron tersebut dapat terlepas dari permukaan katoda. Sama seperti proses emisi sekunder emisi fotolistrik juga tidak dapat berjalan dengan sempurna tanpa bantuan proses emisi medan listrik, hal ini disebabkan karena energi yang didapat oleh elektron dari foton belum cukup untuk membuat elektron tersebut mampu menjangkau anoda. Sampai pada bagian ini kita baru saja

meyelesaikan obrolan kita mengenai emisi electron dan sekarang obrolan akan kita lanjutkan ke pembahasan mengenai vacuum tube dan cara kerjanya. Yang dimaksud dengan vacuum tube ialah peralatan elektronik dimana aliran elektron terjadi pada ruang hampa.

Ada beberapa jenis vacuum tube yang umum digunakan yaitu :

· Dioda

· Trioda

· Tetroda

· Pentoda